Rabu, 23 Februari 2011

Revolusi PSSI !!!

Jual Ayam demi Revolusi PSSI

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan pendukung Persibo Bojonegoro, yang biasa disebut Boromania, menggelar unjuk rasa di depan Kantor PSSI di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (22/2/2011).
Boromania datang dengan membawa beberapa spanduk dan genderang yang menyuarakan revolusi PSSI. Salah satu spanduk yang mereka usung bertuliskan "Nurdin CS Mundur Itu Baru Berjiwa Besar".

"Revolusi PSSI. Yang utama adalah Nurdin harus mundur karena Nurdin selama tujuh tahun memimpin PSSI tidak memiliki prestasi apa-apa. PSSI di bawah Nurdin merupakan sarang mafia," kata Sekretaris Jenderal Boromania Arif Bondet.
Boromania juga menegaskan, aksi mereka murni kepedulian terhadap sepak bola nasional. "Kami murni peduli sepak bola nasional. Ada teman-teman yang sampai jual ayam, BPKB, dan kambing," ujar Ketua Harian Boromania Prianto Jasmo.
Menurut Prianto, suporter-suporter daerah seperti Bonek, Ngalamania, Snex, dan Aremania akan datang ke Senayan. Hingga berita ini diturunkan, Boromania masih bertahan di depan Kantor PSSI.

 Sumber : KOMPAS


Meluas, Unjuk Rasa Menolak Nurdin Halid
Rabu, 23 Februari 2011 | 04:21 WIB KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

 
 
JAKARTA, KOMPAS - Gelombang unjuk rasa menuntut reformasi PSSI serta mundurnya Ketua Umum PSSI Nurdin Halid merebak dan meluas di berbagai daerah di Tanah Air, Selasa (22/2). Unjuk rasa itu terjadi mulai dari Banda Aceh, Semarang, Salatiga, Solo, Pontianak, dan juga di kantor PSSI, Jakarta.
Di Banda Aceh, puluhan massa dari Masyarakat Aceh Pencinta Sepak Bola berunjuk rasa mendesak agar Nurdin Halid dan kroninya mundur dari jabatannya di PSSI serta menuntut reformasi di tubuh PSSI.
Massa juga menolak pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI 2011-2015. Mereka mendesak agar Pengprov PSSI Aceh, yang memiliki suara dalam kongres PSSI, mencabut dukungan kepada Nurdin.
Di Semarang, gelombang protes datang dari masyarakat pencinta sepak bola Kota Semarang dan Kota Salatiga, Jawa Tengah. Proses seleksi ketua umum PSSI dinilai sarat kepentingan.
”Kami ingin ada fair play dalam proses pemilihan ketua PSSI. Jangan ada ganjal-mengganjal seperti ini. Sudah jelas-jelas terjadi kecurangan, masyarakat tak dapat dibohongi,” ujar Sunarto Aryo Yudonegoro, koordinator aksi Masyarakat Peduli PSSI, di Kota Salatiga. ”Kami muak, marah, dan menyatakan mosi tidak percaya kepada Nurdin Halid untuk kembali memimpin PSSI,” ujar Ardiansyah, koordinator Komunitas Pencinta Bola Jateng.

Di Solo, suporter Jawa Tengah-DI Yogyakarta mendesak agar semua calon yang mendaftarkan diri sebagai ketua umum PSSI bisa diakomodasi. Kantor berita Antara melaporkan, puluhan suporter berunjuk rasa di Tugu Digulis Universitas Tanjungpura, Pontianak, Selasa, menolak pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI periode 2011-2015.

Di Jakarta, unjuk rasa berpusat di kantor PSSI, kompleks Gelora Bung Karno, Senayan. Massa datang dari Bojonegoro, Semarang, dan Yogyakarta, dengan mencarter sekitar 15 bus. Selain berorasi dan meneriakkan yel-yel agar Nurdin mundur, mereka juga membentang spanduk. Di pagar kantor PSSI, spanduk itu berbunyi ”Revolusi PSSI”, Nurdin Melanggar Statuta PSSI”, dan ”PSSI bukan kerajaan milik Nurdin & kroninya”.
Unjuk rasa di kantor PSSI juga dihadiri musisi grup musik ”Slank”, Ridho. ”Saya berdemo tidak untuk memihak siapa-siapa. Saya datang demi perubahan sepak bola yang lebih baik.”

Anggota ”Save Our Soccer”, Apung Widadi, di gedung KPK mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menjadikan Nurdin Halid sebagai tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004. KPK juga diminta untuk melakukan supervisi terkait kasus korupsi APBD di Samarinda yang diduga ikut melibatkan Nurdin.

Toisutta-Arifin banding
Pada Selasa kemarin, pengacara George Toisutta dan Arifin Panigoro, yang tidak diloloskan Komite Pemilihan, menyerahkan nota banding ke kantor PSSI. Harjon Sinaga, pengacara keduanya, menyebutkan, berkas banding kliennya diterima anggota staf PSSI, Idrus.

”Kami meminta Komite Banding meloloskan klien kami dalam pencalonan ketua umum PSSI,” kata Harjon. ”Aktif di lingkungan sepak bola, sesuai Statuta FIFA, tidak harus di lingkungan PSSI saja, tetapi di luar lingkungan PSSI juga bisa.”

Di Bogor, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng kembali menegaskan, peringatan dan koreksi yang dilayangkan pemerintah kepada PSSI harus dijalankan. Jika PSSI tidak menindaklanjuti, pemerintah akan mengambil tindakan sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam undang-undang.
(WHY/HAN/ELD/ACI/EKI/UTI/RAY/SAM)
Sumber : KOMPAS 
 
Satu Tekad, Revolusi PSSI!
Tak ada kata lain untuk memajukan sepakbola di Indonesia saat ini. Yakni revolusi untuk kepengurusan PSSI, dan revolusi untuk turunkan Nurdin Halid dari ketua Umum PSSI. Pasalnya, PSSI di pimpin Nurdin dkk, tak ada prestasi yang dibanggakan.

Hal itu yang ditegaskan, oleh Peni Suparto, Ketua Umum Persema Malang yang sekaligus ketua Umum KONI Kota Malang. “Mari kita kompak lakukan revolusi untuk sepakbola Indoensia, kepengurusan PSSI dan revolusi untuk Nurdin,” tegas pria yang karib disapa Inep ini.

Jalan revolusi itu ada tiga kata Inep. Pertama, adalah situasi. Kali ini, situasi cukup mendukung untuk melakukan revolusi PSSI. ”PSSI selama di peganag Nurdin Halid, tak ada prestasi yang membanggakan. Di tingkat Asia saja sudah tak berdaya. Apalagi mau prestasi ditingkat dunia,” katanya, Selasa (22/2/2011).
Kedua kata Inep, adalah dukungan dari masyarakat, terutama dari pecinta, penggila dan pemerhati sepakbola. ”Semua masyarakat harus mendukung revolusi PSSI. Kalau masyarakat sudah berkehendak untuk revolusi, tak ada hukum yang mampu mengalahkannya. Mesir, terjadi revolusi, karena masyarakatnya kompak dan bersatu,” ujarnya.

Jalan ketiga beber Inep, adalah pemimpin. ”Jadi, setiap revolusi harus ada yang memimpinnya. Kalah tidak ada pemimpinnya, tak akan berhasil revolusi itu. Silahkan, bergerak sosok pemimpin yang menghendaki revolusi sepakbola. Harus ada pemimpin yang siap merevolusi sepakbolai, PSSI dan juga Nurdin turun,” katanya.

Lebih lanjut Inep menegaskan, pihaknya memang diajak untuk menjadi sosok pemimpin dalam hal revolusi PSSI, dan turunnya Nurdin. ”Saya diminta di depan melakukan revolusi PSSI. Namun, saya tegaskan, lebih baik tokoh di Jakarta saja. saya siap melakukan dukungan di daerah,” katanya.
Inep mengaku, tujuan untuk revolusi juga untuk menjadikan Indoensia menjadi macan Asia dalam hal sepakbola.  ”Tekad saya, Indonesia harus jadi Macan Asia dalam hal sepakbola,” tegasnya lantang.
Soal alasan mendesak Nurdin segera turun dari ketum PSSI, Inep menegaskan, selama ini Nurdin tak berhasil pimpin PSSI. ”Selain itu, dia itu sudah cacat hukum, tak layak mencalonkan diri di bursa Ketum PSSI yang akan datang,” akunya.

Kalau sudah ada revolusi di tubuh PSSI, paling tidak kata Inep, 5 tahun kedepan sepakbola Indonesia sudah mampu berprestasi ditingkat Asia, bahkan di Dunia. ”Harus ada lompatan drastis, harus tidak ada lagi, untuk menjadi juara harus bayar 1 Miliar. Karena realitas sepakbola di Indonesia, kalau mau juara harus bayar 1 Miliar,” katanya.

Ditanya apa Persema pernah ditawari menjadi juara di kompetisi ISL? Peni dengan tegas mengaku, pernah ditawarinya. ”Hanya saya tidak mau juara karena membeli. Itu bukan kebanggaan kalau juara beli,” tegasnya di depan puluhan wartawan, saat ditemui usai menghadiri acara hari keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diadakan di depan Perusahaan rokok Karya Niaga Bersama, Kota Malang.
”Sudah lah, Nurdin sebaiknya, malu dan dan bersedia untuk turun jadi ketum PSSI. Tak ada alasan lagi untuk maju lagi. Saatnya sepakbola Indoensia maju dan banyak meraih prestasi,” tegasnya.

Sumber : TintaHijau


 “Kalau kata-kata sudah habis, tiada jalan lain….TURUN KE JALAN !!!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar